Untuk memahami sebuah istilah, Kita
tentu perlu mengetahui batasan atau cakupan, atau Jangkauan dari istilah
tersebut. Dalam arti Istilah "Batasan / Cakupan" adalah = "Ruang
lingkup".
Contoh 1 : Ada sebuah ruangan berbentuk segi
empat. Ruangan tersebut berisi meja, Kursi, Lemari es, TV. Berisi itulah =
Mencakup / melingkup. Contoh 2 : Seseorang diminta menggarap 3 Ha sawah
sebagai batasannya. Jika ia hanya menggarap 1 Ha sawah, berarti belum sesuai
dengan batasan yang diminta. Berarti hal tersebut adalah sebuah kesalahan
karena tidak sesuai dengan batasan. Dan lain lain..
Maka dalam kaitannya dengan ruang lingkup iman,
Berarti arti Iman = Percaya belum memenuhi batasan / ruang lingkup.
Adapun batasan / cakupan / ruang lingkup Iman adalah
isi yang di cakup oleh kata kata iman tersebut.
اَلْاِيْمَانُ
= عَقْدٌ بِالْقَلْبِ + وَ اِقْرَارٌ بِالِّسَانِ + وَ عَمَلٌ بِالْاَرْكَانِ
= Tambatan hati + Ucapan lisan (Pandangan hidup) +
Laku perbuatan(Sikap hidup)
Jadi bicara soal Iman = bicara soal hidup yang
mencakup:
- Pandangan hidup.
- Sikap hidup.
Selanjutnya Masih dalam kaitan ruang lingkup Iman ini,
Allah menggambarkan dalam alquran :
وَمِنَ
النّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دونِ اللَّهِ أَندادًا يُحِبّونَهُم كَحُبِّ اللَّهِ ۖ
وَالَّذينَ ءامَنوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
(2;165)
Orang orang mu min أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ -Asyaddu hubban lillaahi =
Lebih dari sekedar cinta kepada Allah dengan ajaranNya yakni alquran menurut
sunnah rasulNya.------>Ini batasan / cakupannya.
Tidak cukup sebatas حُبًّا -Hubban. Tapi harus mencakup أَشَدُّ حُبًّا -asyaddu hubban.
NILAI DAN HARGA IMAN
Sebelumnya mari kita lihat lagi--------> Iman =
Pandangan dan sikap hidup. Kalau kita gunakan kata kerjanya = Berpandangan dan
bersikap hidup. Arti tersebut sebenarnya belumlah definitif kalau dilihat dari
sudut ayat ayat dibawah ini:
وَالَّذينَ
يُؤمِنونَ بِما أُنزِلَ إِلَيكَ
Walladziina
yu minuuna bimaa unzila ilaika Yaitu mereka yang berpandangan dan bersikap hidup
dengan apa yang telah diturunkan menurut sunnah anda(muhammad).(2;4)
----------> Berpandangan dan bersikap dengan alquran
وَالَّذينَ ءامَنوا بِالبٰطِلِ Walladziina aamanuu bilbaathili
Dan mereka yang berpandangan dan bersikap hidup dengan
yang bathil.(29;52)-------->berpandangan dan bersikap hidup dengan selain
alquran.
Selanjutnya kita kembali terlebih dahulu ke sub judul
" NILAI DAN HARGA IMAN" NILAI (= Value) adalah Kemampuan untuk
menjadikan suatu keadaan. HARGA (= Price) adalah Sejumlah pengorbanan yang
diberikan untuk memperoleh nilai----> Sehingga "HARGA" adalah
pengganti "NILAI".
Contoh : Satu piring nasi memiliki Nilai /
kemampuan untuk menjadikan kenyang seseorang===>"NILAI"
Agar mendapatkan rasa kenyang, artinya kalau ingin
mendapatkan satu piring nasi itu, Maka orang tersebut harus membayar Rp 8000,-
sebagai pengorbanan yang diberikan.=====> "HARGA"
Nilai bersifat objectif-----> Bersifat tidak
tergantung mau atau tidaknya manusia meraih. Harga bersifat subjectif--->
Sangat tergantung kepada mau atau tidaknya manusia meraihnya.
Sekarang kita
kembali lagi ke (2;4) dan (29;52)
Kalau ada manusia yang berpandangan dan bersikap hidup
dengan alquran, Maka alquran mempunyai Nilai (kemampuan) bagi orang tersebut,
Artinya orang tersebut dibikin menjadi
وَمِنهُم مَن
يَقولُ رَبَّنا ءاتِنا فِى الدُّنيا حَسَنَةً وَفِى الءاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنا
عَذابَ النّارِ
wa minhum man yaquulu rabbanaa
aatinaa fiddunyaa hasanah wa qinaa `adzaabannaari
"Dan di antara mereka adalah siapa yang
menyenandungkan harapan: "Wahai pembimbing hidup kami, datangkanlah kami
satu kehidupan ihsan di dunia dan mampu mencapai kehidupan ihsan di akhirat
kelak serta peliharalah kami dari `adzab kehidupan naar."(2;201)
Sehingga apabila seseorang berpandangan dan bersikap
hidup dengan alquran, Maka alquran akan membikin orang tersebut menjadi hasanah
didunia dan hasanah diakhirat. Untuk mendapatkan kedua hasanah tersebut, Maka
harus ada pengorbanan yang diberikan yaitu :
inna llaaha sytaraa minal mu miniina
anfusahum wa amwaalahum bi annalahumuljannati
"Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan
memberikan kehidupan jannah untuk mereka. (9;111)
أَنفُسَهُم -anfusahum disini bukan berarti badan kasar.
Tapi arti tersebut adalah yang dimaksudkan oleh ayat
إِنَّ النَّفسَ لَأَمّارَةٌ بِالسّوءِ -innanafsa la ammaaratun bissuu
i = sesungguhnya nafsu / syahwat / subjectif / kecenderungan diri itu benar
benar yang menyuruh prihal kehidupan jahat. (12;53) Maka yang dimaksud disini
adalah nafsu = kecenderungan diri = subjectif. (2;4)- (2;201)- (9;111)- Tidak
akan bisa mendapatkan iman tanpa pengorbanan = tidak akan bisa mengerti alquran
tanpa pengorbanan.
Lihatlah mereka yang kuliah ingin menjadi sarjana.
Mereka berkorban habis habisan, Terkadang sampai menjual tanah berhektar hektar
bahkan sampai menggadaikan rumahnya kepada Bank. Tidak tahu malukah kita
mengatakan beriman, Tapi pada kenyataannya pandangan dan sikap hidup kita jauh
sekali dari nilai nilai alquran dalam arti bergelimangan dengan subjectifisme
bahkan harta benda pun enggan kita korbankan untuk mendapatkan nilai nilai
tersebut.
Selanjutnya ada juga manusia yang berpandangan dan
bersikap hidup dengan selain alquran. Maka orang tersebut dibikin oleh ajaran
bathil menjadi :
وَقُلنَا
اهبِطوا بَعضُكُم لِبَعضٍ عَدُوٌّ -waqulnaahbithuuba`dhukum liba`dhin `aduwwun
عَدُوٌّ -`aduwwun = yang saling
bermusuhan.-------> Tunggal(2;36)
إِذ كُنتُم
أَعداءً -idz
kuntum a`daa an
أَعداءً -a`daa an = idem / yang
saling baku hantam------>jamak (3;103)
Sehingga apabila ada manusia yang berpandangan dan
bersikap hidup dengan selain alquran, Maka orang tersebut dibikin oleh ajaran
selain alquran menjadi mendapatkan kehidupan saling baku hantam, saling
bermusuhan, saling membunuh sepanjang sejarahnya. Dan untuk mendapatkan yang
demikian itu pun juga ada pengorbanan atau harga yang harus diberikan yaitu
sama seperti (9;111)
إِنَّ
الَّذينَ كَفَروا لَن تُغنِىَ عَنهُم أَموٰلُهُم وَلا أَولٰدُهُم مِنَ اللَّهِ
شَيـًٔا ۖ وَأُولٰئِكَ هُم وَقودُ النّارِ
-innalladziina kafaruu lan tughniya
`anhum amwaalahum walaa awlaadahum minallaahi syai an wa ulaa ika hum
waquudunnaari
Sesungguhnya orang orang yang kafir dari mereka,
Adalah harta bendanya dan turunan mereka yang Tidak akan menolak dari kepastian
laknat Allah menjadi suatu apapun. Yaitu mereka yang demikian itulah bahan baku
kehidupan naar.(3;10)
مَثَلُ ما
يُنفِقونَ فى هٰذِهِ الحَيوٰةِ الدُّنيا كَمَثَلِ ريحٍ فيها صِرٌّ أَصابَت حَرثَ
قَومٍ ظَلَموا أَنفُسَهُم فَأَهلَكَتهُ ۚ وَما ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلٰكِن
أَنفُسَهُم يَظلِمونَ
-matsalu maa yunfiquuna fii
haadzihil hayaatiddunyaa kamatsali riihin fiihaa shirrun ashaabat hartsa qaumin
zdhalamuu anfusahum fa ahlakathu wamaa zdhalamahumullaahu walaakin anfusahum
yazdhlimuuna.
Perumpamaan anggaran yang mereka
keluarkan di dalam kehidupan yang kemantapannya tergantung lingkungan dunianya
semata ini, adalah ibarat angin yang padanya ada hawa yang sangat dingin, yang
menimpa tanaman kaum yang menzdhalimi diri sendiri, akhirnya yang demikian
membinasakannya. Allah tidak menzdhalimi mereka, akan tetapi merekalah yang
menzdhalimi diri mereka sendiri. (3;117)
Nah, Dari komponen komponen penjelasan di atas, Kita
telah mendapatkan arti kata Ruang lingkup, Nilai dan harga iman untuk
menjelaskan definisi Iman.
Iman Definisi Umum = Pandangan dan sikap hidup dengan
ajaran Allah (Alquran) dan atau Pandangan dan sikap hidup dengan selain ajaran
Allah (alquran)
Iman Definisi khusus = Iman haq = Pandangan dan sikap
hidup dengan ajaran Allah (Alquran). Orangnya atau pelakunya disebut mu min Haq
(8;4) Dan selanjutnya disebut Mu min saja.
Iman bathil = Pandangan dan sikap hidup dengan selain ajaran
Allah(Alquran).
Orangnya
atau pelakunya disebut mu min bathil. Dan selanjutnya disebut kafir saja.
Baik definisi umum maupun khusus masing masing
memiliki panutan / contoh / pola laku perbuatannya yang diikuti. Contoh / pola
praktek Iman haq
وَما مُحَمَّدٌ إِلّا رَسولٌ -wamaa muhammadun illaa rasuulun(3;144)
>وَأَرسَلنٰكَ لِلنّاسِ رَسولًا -wa arsalnaaka linnaasi rasuulan(4;79)
>لَقَد كانَ لَكُم فى رَسولِ اللَّهِ
أُسوَةٌ حَسَنَةٌ -laqad
kaana lakum fii rasuulillaahi uswatun hasanatu(33;21) ====> Muhammad
rasulullah menjadi pola / contoh / uswah yang indah bagi orang orang mu min.
Contoh /
pola praktek Iman bathil
>أَلَم تَرَ أَنّا أَرسَلنَا
الشَّيٰطينَ عَلَى الكٰفِرينَ تَؤُزُّهُم أَزًّا-alam tara annaa
arsalnaasysyayaathiina `alalkaafiriina ta uzzuhum azzan = Apakah tidak
dengan pandangan alquran anda melihat, Bahwasanya Kami(Allah) telah mengutus
setan-setan pemberi pola atas orang-orang kafir yang menghasut mereka dengan
sesungguh-sungguhnya?, Syethan juga utusan / rasul Allah tapi khusus atas orang
orang kafir.
Maka
definisi selengkapnya adalah:
Iman Definisi Umum = Pandangan dan sikap hidup dengan ajaran Allah (Alquran) dan atau Pandangan dan sikap hidup dengan selain ajaran Allah (alquran)
Iman Definisi khusus = Iman haq = Pandangan dan sikap
hidup dengan ajaran Allah (Alquran menurut sunnah rasul(Muhammad). Orangnya
atau pelakunya disebut mu min Haq (8;4) Dan selanjutnya disebut Mu min saja.
=Iman bathil = Pandangan dan sikap hidup dengan selain ajaran Allah (Alquran
menurut sunnah rasul(Muhammad). Yaitu menurut sunnah syayathin Orangnya atau
pelakunya disebut mu min bathil. Dan selanjutnya disebut kafir saja.
Dengan demikian, Maka semua manusia dimuka bumi ini
sebenarnya beriman. Tapi berimannya dalam arti berpandangan dan bersikap hidup
dengan apa?
Sekarang timbul masalah: - Kenapa persoalan Iman menjadi
begitu?? - Kenapa pengertian Iman menjadi lain?? - Kenapa terjadi perubahan
makna iman dari pandangan dan sikap hidup menjadi percaya??